Untuk yang telah menonton film petualangan berjudul Vertical Limit tentu mengetahui sebuah penyebutan nama penyakit ketinggian, yakni High Altitude Pulmonary Edema atau HAPE, penyakit tersebut adalah penyebab kematian paling umum di ketinggian. Dan bisa di cegah jika terdeteksi lebih dini. Dan semoga bisa menambah pengetahuan bagi pendaki gunung amatir maupun profesional di Indonesia, juga menambah pengetahuan bagi Pecinta Alam dimana saja
Pada dasarnya, HAPE disebabkan bocornya saluran darah di paru - paru lalu paru - paru terisi cairan sehingga orangnya kesulitan bernafas. Tanda paling awal HAPE adalah menurunnya exercixe tolerance dan meningkatnya waktu recovery. Biasanya timbul batuk kering, kuku dan bibir berubah warnanya jadi biru / abu - abu ( istilahnya cyanosis ). semakin parah, maka saat istirahat nafas semakin susah dan kadang terdengar derak - derik di paru - paru. Bahkan bisa timbul dahak yang bercampur darah. Nantinya berkembang menjadi perubahan mental, ataxia dan koma / HACE.
Situasi bisa ditolong dengan bantuan oksigen. Obat seperti Nifedipine / Adalat XL juga terbukti efektif, 30 mg tiap 12 jam secara oral . Lebih baik kalau turun ke ketinggian lebih rendah.
Pada sebuah berita, beberapa waktu lalu pernah mengutip hasil penelitian di New England Journal of Medicine. Di situ dikatakan bahwa obat salmeterol yang biasa dipakai untuk asma ternyata juga mengurangi risiko HAPE. Bedanya dengan Nifedipine yang harus dimakan, salmeterol ini bisa dihisap langsung sehingga cepat masuk ke paru - paru. Salmeterol ini adalah nama kimia untuk merek Serevent. Studi lain yang dimuat jurnal medis Lancet menyatakan HAPE ternyata lebih sering menimpa pendaki daripada yang diperkirakan semula. Dulu HAPE dipercaya hanya menimpa 2 sampai 4 persen pendaki yang berada di ketinggian lebih dari 8000 kaki. Tetapi riset terbaru tadi menemukan bahwa 60 persen pendaki di gunung Monte Rosa ( 14.957 kaki ) di daerah Alps ternyata menunjukkan tanda - tanda sub klinik HAPE lalu 15 persen lagi menunjukkan tanda klinik HAPE.
HIGH ALTITUDE BRONCHITIS
Dikenal dengan istilah "Khumbu Cough". Mereka yang menghabiskan waktu lebih dari 2 minggu di basecamp Everest biasanya menderita tenggorokan kering dan batuk kronis. Saat bernafas dengan cepat, sering melalui mulut, udara tidak dilembabkan seperti paa hidung. Udara yang dingin dan kering membuat tenggorokan dan saluran pernafasan kering sehingga timbul batuk kering. Kadang batuknya sangat parah sampai mencederai tulang rusuk. Pada dasarnya, bisa disembuhkan kalau turun. Pendaki ada yang mencoba trik seperti makan permen batuk sampai ke cara tidur dengan memakai masker.
Hape
Masalah kesehatan paru lain pada wisatawan adalah high altitude pulmonary edema ( HAPE ). Penyakit yang mungkin berakibat fatal ini dapat terjadi di pegunungan tinggi seperti daerah yang biasa dipakai ski es. Sebenarnya HAPE tidak terlalu sering ditemukan, tetapi merupakan penyebab kesakitan dan kematian bagi wisatawan di daerah ketinggian ( high altitude ). HAPE adalah penyebab kematian pertama dalam kelompok penyakit yang berhubungan dengan ketinggian ( altitude related illness ).
Dengan berbagai kemudahan transportasi saat ini, wisatawan dalam beberapa jam dapat berpindah dari dataran rendah ke dataran tinggi. Frekuensi terjadinya HAPE meningkat secara eksponensial mengikuti ketinggian. HAPE biasanya terjadi dalam enam jam pertama sampai beberapa hari setelah seseorang dengan cepat naik ke daerah ketinggian lebih dari 2.500 m. Gejala yang timbul dapat berupa keluhan sesak napas walau sedang beristirahat, batuk, penurunan kemampuan beraktivitas, dan rasa berat di dada. Denyut nadi bertambah cepat, dan kadang ujung jari membiru karena kekurangan oksigen. Keluhan sesak napas yang tidak membaik setelah lima menit beristirahat perlu diwaspadai dan diperiksa dokter.
Kemungkinan terjadinya HAPE meningkat sebanding dengan makin tinggi tempat yang dikunjungi, kecepatan mendaki, aktivitas fisik, temperatur ambien yang rendah, serta konsumsi obat anti hipnotik. Faktor risiko lain adalah riwayat pernah mengalami HAPE. Tidak ada hubungan antara kebugaran fisik dengan kejadian HAPE. Penanganan HAPE adalah meminta pasien turun dari ketinggian, kalau perlu dengan evakuasi medik, pemberian oksigen dan obat tertentu. Pencegahannya adalah dengan mendaki gunung secara bertahap. Bila gejala HAPE muncul segera turun kembali.
Penyakit yang berhubungan dengan ketinggian ( altitude related illness ) lainnya adalah acute mountain sickness ( AMS ) dan high altitude cerebral edema ( HACE ). Keduanya merupakan gangguan pada susunan saraf pusat dan dapat memberi gejala mulai dari sakit kepala ringan dan badan lemas pada penyakit AMS, sampai ke keluhan mual, muntah - muntah, bahkan pasien dapat tidak sadar, koma pada penyakit HACE. Mountain Sickness biasanya terjadi pada ketinggian di atas 2.500 m, tetapi dapat juga terjadi di tempat lebih rendah. Gejala AMS biasanya menghilang setelah satu minggu.
Bila seseorang tiba - tiba sakit di dataran tinggi, harus diasumsikan bahwa penyakit itu terjadi akibat ketinggian. Cara penanggulangan yang paling baik adalah dengan berhenti mendaki, istirahat, cek ke petugas kesehatan, dan turun segera bila memang dianjurkan
Minggu, 26 Juni 2011
pendaki profesional
Jadilah pendaki profesional agar memberi contoh yang layak diteladani oleh pendaki lain. Misi yang terlihat sulit, tetapi akan mudah jika kita tahu cara melakukannya. Bahkan sangatlah sederhana agar kita menjadi pendaki yang terlihat profesional. Sengaja tak menyebut sebagai pecinta alam, karena yang terjadi selama ini, pendaki gunung disamakan dengan nama pecinta alam. Sesungguhnya berbeda dengan dua nama julukan tersebut.
Kesenangan mendaki gunung memang tiada duanya. Sekali mendaki gunung, selanjutnya bisa membuat ketagihan. Diluar resiko - resiko berat yang terjadi selama proses mendaki gunung, kegiatan ini tetap menjadi favorit siapa saja yang menyukai tantangan. Tantangan berarti siap dengan segala resikonya. Seperti cedera, lelah bahkan kehilangan nyawa sekalipun.
Mendaki gunung memberikan sensasi banyak hal, dari mulai hal yang sangat filosofis, seperti menyadarkan betapa kecilnya manusia dalam ciptaan Tuhan, hingga permasalahan pragmatis seperti naik gunung yah sekedar naik gunung saja, memuaskan hasrat kepenasaran akan sebuah gunung tinggi.
Cukupkah itu untuk menjadikan kita pendaki profesional? Belum tentunya. Agar menjadi pendaki profesional, mulailah dari hal kecil dan sepele yang terkadang banyak yang ngotot melupakannya. Yakni, setiap kali kita ingin menggapai puncak gunung, bawalah barang yang hanya diperlukan saja. Banyak pendaki sekarang ini membawa barang yang merepotkan, bahkan hampir tak ada hubungannya dengan misi pendakian gunung. Misalnya membawa boneka beruang yang besarnya melebihi sang pendaki, dengan alasan, untuk berfoto di puncak gunung, agar di nilai hebat dan aneh pendakiannya.
Ada sebuah cerita:
Sekelompok pendaki bersiap - siap untuk mendaki ke puncak Gunung Slamet. Pada sore hari sebelum pendakian seorang pemandu senior membuat persyaratan untuk keberhasilan pendakian. Dia berkata "Supaya bisa mencapai puncak, kalian harus membawa hanya perlengkapan yang di perlukan untuk mendaki. Kalian harus meninggalkan peralatan yang tidak perlu. Ini pendakian yang sangat sulit.
Seorang pemuda bernama Herman tidak sependapat, dan keesokan paginya muncul dengan sehelai selimut , beberapa potong keju besar, sebotol anggur, sepasang kamera dengan beberapa lensa tergantung pada lehernya, dan beberapa batang coklat. Pemandu berkata " Anda tidak akan berhasil dengan itu. Anda hanya bisa membawa hanaya kebutuhan yang pokok sekali agar berhasil mendaki"
Tetapi Herman ngotot, Herman berangkat sendiri di depan kelompok untuk membuktikan kepada mereka bahwa dia bisa melakukanya. Kelompok kemudian menyusul dibawah pengarahan pemandu, masing - masing hanya membawa yang perlu saja. Dalam pendakian ke puncak, mereka mulai memperhatikan benda yang di tinggalkan seseorang di sepanjang jalan .Mula - mula mereka menemukan sehelai selimut, beberapa potong keju, sebotol anggur, perlengkapan kamera dan beberapa batang coklat. Akhirnya setelah sampai ke puncak,mereka menemukan Herman. Dengan bijaksana sepanjang jalan, Herman membuang semua yang tak diperlukan.
Dia yang mencari satu hal, dan hanya satu hal, bisa berharap akan mancapainya sebelum ajal. Tetapi dia yang mencari SEGALA hal kemanapun dia pergi harus menuai di sekelilingnya apa yang disebarnya sendiri panen penyesalan yang hampa sekali.
Yang patut dipertimbangkan sewaktu naik gunung selain persiapan fisik dan mental juga logistik dan perlengkapan penunjang lainnya seperti, tenda untuk menginap, sleeping bag, Jas hujan, baju hangat dan baju ganti serta makanan penunjang. Ini menjadi sangat penting karena naik gunung harus membawa perlengkapan ekstra safety agar selama perjalanan tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan.
Bisa saja mendaki gunung seadanya tanpa harus repot - repot membawa perlengkapan. Cukup baju yang melekat ke tubuh dan beberapa perbekalan lainnya yang tidak begitu banyak. Tetapi tahukah anda, bahwa mendaki gunung itu penuh dengan resiko bahaya yang mengancam jiwa?. Sudah banyak kejadian pendaki gunung yang tewas karena kekurangan logistik dan persiapan yang tidak matang. Bagaimana mungkin mendaki gunung seadanya.
Tetapi jika dipikir kembali, mendaki gunung itu berarti menempuh perjalanan panjang yang menanjak. Logika normalnya, jika perjalanan menanjak maka beban yang ada di badan kita harus dilepaskan satu persatu hingga akhirnya badan kita menjadi ringan. Ringan berarti perjalanan lancar. Tapi, itu logika pada umumnya bahwa menanjak atau mendaki berarti beban kita harus dikurangi agar perjalanan lancar.
Logika pada umumnya itu akan menjadi terbalik ketika mendaki gunung. Semakin banyak perlengkapan safety kita berarti semakin berat beban kita, tetapi semakin ringan kita ketika menerima bahaya sewaktu - waktu. Misalnya badai dingin malam hari, bagi yang membawa persediaan baju hangat dan sleeping bag akan terasa lebih ringan dibandingkan dengan pendaki yang membawa sarung sekedarnya saja. Atau ketika perut menagih makanan, bagi mereka yang membawa logistik banyak akan terasa ringan karena tinggal ambil dari persediaan. Sementara bagi mereka yang membawa seadanya, tanggung resiko jika kelaparan. Anda akan berat berada di alam terbuka tanpa persediaan logistik yang memadai.
Jadi, mending berat membawa perlengkapan safety serta persediaan logistik yang memadai tetapi akan menjadi ringan ketika sudah berada di alam terbuka, daripada ringan karena membawa perlengkapan seadanya dan logistik semaunya tetapi akan menjadi berat ketika sudah berada di alam terbuka. Mendaki gunung penuh dengan resiko yang mengancam setiap saat. Persiapkan matang - matang perlengkapan, logistik makanan, serta fisik dan mental sebelum melakukan pendakian gunung. Persiapan yang bagus akan mendukung kegiatan pendakian dengan lancar.
Pada intinya, ingatlah susah di masa senang, ingatlah sakit dikala sehat. Bawalah hal yang diperlukan saja, daripada membebani dengan barang - barang yang percuma di pendakian anda. Dengan begitu, anda akan terlihat profesional selain menguasai medan yang anda tempuh.
Kesenangan mendaki gunung memang tiada duanya. Sekali mendaki gunung, selanjutnya bisa membuat ketagihan. Diluar resiko - resiko berat yang terjadi selama proses mendaki gunung, kegiatan ini tetap menjadi favorit siapa saja yang menyukai tantangan. Tantangan berarti siap dengan segala resikonya. Seperti cedera, lelah bahkan kehilangan nyawa sekalipun.
Mendaki gunung memberikan sensasi banyak hal, dari mulai hal yang sangat filosofis, seperti menyadarkan betapa kecilnya manusia dalam ciptaan Tuhan, hingga permasalahan pragmatis seperti naik gunung yah sekedar naik gunung saja, memuaskan hasrat kepenasaran akan sebuah gunung tinggi.
Cukupkah itu untuk menjadikan kita pendaki profesional? Belum tentunya. Agar menjadi pendaki profesional, mulailah dari hal kecil dan sepele yang terkadang banyak yang ngotot melupakannya. Yakni, setiap kali kita ingin menggapai puncak gunung, bawalah barang yang hanya diperlukan saja. Banyak pendaki sekarang ini membawa barang yang merepotkan, bahkan hampir tak ada hubungannya dengan misi pendakian gunung. Misalnya membawa boneka beruang yang besarnya melebihi sang pendaki, dengan alasan, untuk berfoto di puncak gunung, agar di nilai hebat dan aneh pendakiannya.
Ada sebuah cerita:
Sekelompok pendaki bersiap - siap untuk mendaki ke puncak Gunung Slamet. Pada sore hari sebelum pendakian seorang pemandu senior membuat persyaratan untuk keberhasilan pendakian. Dia berkata "Supaya bisa mencapai puncak, kalian harus membawa hanya perlengkapan yang di perlukan untuk mendaki. Kalian harus meninggalkan peralatan yang tidak perlu. Ini pendakian yang sangat sulit.
Seorang pemuda bernama Herman tidak sependapat, dan keesokan paginya muncul dengan sehelai selimut , beberapa potong keju besar, sebotol anggur, sepasang kamera dengan beberapa lensa tergantung pada lehernya, dan beberapa batang coklat. Pemandu berkata " Anda tidak akan berhasil dengan itu. Anda hanya bisa membawa hanaya kebutuhan yang pokok sekali agar berhasil mendaki"
Tetapi Herman ngotot, Herman berangkat sendiri di depan kelompok untuk membuktikan kepada mereka bahwa dia bisa melakukanya. Kelompok kemudian menyusul dibawah pengarahan pemandu, masing - masing hanya membawa yang perlu saja. Dalam pendakian ke puncak, mereka mulai memperhatikan benda yang di tinggalkan seseorang di sepanjang jalan .Mula - mula mereka menemukan sehelai selimut, beberapa potong keju, sebotol anggur, perlengkapan kamera dan beberapa batang coklat. Akhirnya setelah sampai ke puncak,mereka menemukan Herman. Dengan bijaksana sepanjang jalan, Herman membuang semua yang tak diperlukan.
Dia yang mencari satu hal, dan hanya satu hal, bisa berharap akan mancapainya sebelum ajal. Tetapi dia yang mencari SEGALA hal kemanapun dia pergi harus menuai di sekelilingnya apa yang disebarnya sendiri panen penyesalan yang hampa sekali.
Yang patut dipertimbangkan sewaktu naik gunung selain persiapan fisik dan mental juga logistik dan perlengkapan penunjang lainnya seperti, tenda untuk menginap, sleeping bag, Jas hujan, baju hangat dan baju ganti serta makanan penunjang. Ini menjadi sangat penting karena naik gunung harus membawa perlengkapan ekstra safety agar selama perjalanan tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan.
Bisa saja mendaki gunung seadanya tanpa harus repot - repot membawa perlengkapan. Cukup baju yang melekat ke tubuh dan beberapa perbekalan lainnya yang tidak begitu banyak. Tetapi tahukah anda, bahwa mendaki gunung itu penuh dengan resiko bahaya yang mengancam jiwa?. Sudah banyak kejadian pendaki gunung yang tewas karena kekurangan logistik dan persiapan yang tidak matang. Bagaimana mungkin mendaki gunung seadanya.
Tetapi jika dipikir kembali, mendaki gunung itu berarti menempuh perjalanan panjang yang menanjak. Logika normalnya, jika perjalanan menanjak maka beban yang ada di badan kita harus dilepaskan satu persatu hingga akhirnya badan kita menjadi ringan. Ringan berarti perjalanan lancar. Tapi, itu logika pada umumnya bahwa menanjak atau mendaki berarti beban kita harus dikurangi agar perjalanan lancar.
Logika pada umumnya itu akan menjadi terbalik ketika mendaki gunung. Semakin banyak perlengkapan safety kita berarti semakin berat beban kita, tetapi semakin ringan kita ketika menerima bahaya sewaktu - waktu. Misalnya badai dingin malam hari, bagi yang membawa persediaan baju hangat dan sleeping bag akan terasa lebih ringan dibandingkan dengan pendaki yang membawa sarung sekedarnya saja. Atau ketika perut menagih makanan, bagi mereka yang membawa logistik banyak akan terasa ringan karena tinggal ambil dari persediaan. Sementara bagi mereka yang membawa seadanya, tanggung resiko jika kelaparan. Anda akan berat berada di alam terbuka tanpa persediaan logistik yang memadai.
Jadi, mending berat membawa perlengkapan safety serta persediaan logistik yang memadai tetapi akan menjadi ringan ketika sudah berada di alam terbuka, daripada ringan karena membawa perlengkapan seadanya dan logistik semaunya tetapi akan menjadi berat ketika sudah berada di alam terbuka. Mendaki gunung penuh dengan resiko yang mengancam setiap saat. Persiapkan matang - matang perlengkapan, logistik makanan, serta fisik dan mental sebelum melakukan pendakian gunung. Persiapan yang bagus akan mendukung kegiatan pendakian dengan lancar.
Pada intinya, ingatlah susah di masa senang, ingatlah sakit dikala sehat. Bawalah hal yang diperlukan saja, daripada membebani dengan barang - barang yang percuma di pendakian anda. Dengan begitu, anda akan terlihat profesional selain menguasai medan yang anda tempuh.
obat lelah setelah turun gunung
Lelah setelah turun gunung sering dikeluhkan dan menjadi dilema bagi pendaki. Biasanya setelah turun dari gunung, kaki pegal dan sakit, badan lelah, dan hanya tidur yang seolah bisa menyembuhkan lelah dan menghilangkan rasa sakit di kaki. Tidur adalah segalanya, dan pada akhirnya, malas pun tumbuh cepat, dan sulit di hapuskan. Kemudian apa obat agar lelah tidak berkepanjangan setelah turun dari gunung? Cobalah resep asli dari salah satu Para Sherpa Belantara Indonesia dan bisa di terapkan dalam lelah dan pegal dalam kegiatan yang lain.
Setelah turun dari gunung, segeralah minum air jeruk nipis panas satu gelas, kemudian siapkan air panas dalam ember ukuran besar, kemudian masukkan garam dalam ukuran agak banyak sehingga air terasa asin, dan campurkan air dingin agar air tidak terlampau panas. Kemudian air di gunakan untuk mandi dengan mengguyur seluruh badan. Setelah semua itu selesai, jangan lupa kembali memakai celana anda, kemudian tidurlah beristirahat secukupnya. Niscaya rasa lelah dan pegal akan hilang dalam waktu yang tidak lama. Sehingga keesokan harinya anda bisa melakukan kegiatan seperti biasa tanpa mengeluh pegal dan lelah karena naik turun gunung.
Setelah turun dari gunung, segeralah minum air jeruk nipis panas satu gelas, kemudian siapkan air panas dalam ember ukuran besar, kemudian masukkan garam dalam ukuran agak banyak sehingga air terasa asin, dan campurkan air dingin agar air tidak terlampau panas. Kemudian air di gunakan untuk mandi dengan mengguyur seluruh badan. Setelah semua itu selesai, jangan lupa kembali memakai celana anda, kemudian tidurlah beristirahat secukupnya. Niscaya rasa lelah dan pegal akan hilang dalam waktu yang tidak lama. Sehingga keesokan harinya anda bisa melakukan kegiatan seperti biasa tanpa mengeluh pegal dan lelah karena naik turun gunung.
Jumat, 17 Juni 2011
7 puncak dunia
Tujuh Puncak Tertinggi di Dunia (The Seven Summits of the World ) dikenal sebagai puncak tertinggi ditemukan di setiap benua di Bumi. Konsep pertama kali diusulkan oleh Richard Bass di tahun 1980-an dan telah tujuan setiap pendaki gunung untuk mendaki masing-masing selama masa hidup mereka.
Bass adalah orang pertama yang mendaki semua puncak-puncak itu dan pernah memegang rekor menjadi orang tertua untuk mendaki Everest.
Tujuh Puncak Tertinggi Dunia
Adapun tujuh puncak, tidak diragukan lagi, Anda mungkin pernah mendengar tentang Gunung Kilimanjaro di Tanzania dan Gunung Everest di Nepal. Silahkan Anda membaca sampai akhir – seberapa tinggi mereka, mana yang paling menantang dan mengapa harus melakukan pendakian ke puncak tertinggi di dunia.
1. Gunung Everest (8.850 m) (Asia)Gunung Everest (bahasa Inggris: Mount Everest) adalah gunung tertinggi di dunia (jika diukur dari paras laut). Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet; puncaknya berada di Tibet. Di Nepal, gunung ini disebut Sagarmatha (सगरमाथा, bahasa Sansekerta untuk "Dahi Langit") dan dalam bahasa Tibet Chomolangma atau Qomolangma ("Bunda Semesta"), dilafalkan dalam bahasa Tionghoa 珠穆朗瑪峰 (pinyin: Zhūmùlǎngmǎ Fēng).
Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggrisnya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor-general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari Tujuh Puncak Utama di dunia.
Radhanath Sikdar, juru ukur dan pakar matematika dari Bengal, merupakan orang pertama yang menyatakan Puncak Everest sebagai puncak tertinggi melalui perhitungan trigonometrik pada 1852. Perhitungan ini dilakukan menggunakan teodolit dari jarak 150 mil jauhnya di India. Sebagian rakyat India percaya bahwa puncak tersebut semestinya dinamakan menurut Sikdar, bukan Everest.
Gunung ini mempunyai ketinggian sekitar 8.850 m; walaupun terdapat variasi dari segi ukuran (baik pemerintah Nepal maupun Cina belum mengesahkan ukuran ini secara resmi, ketinggian Puncak Everest masih dianggap 8.848 m oleh mereka). Gunung Everest pertama kali diukur pada tahun 1856 mempunyai ketinggian 8.839 m, tetapi dinyatakan sebagai 8.840 m (29.002 kaki). Tambahan 0,6 m (2 kaki) menunjukkan bahwa pada masa itu ketinggian yang tepat sebesar 29.000 kaki akan dianggap sebagai perkiraan yang dibulatkan. Perkiraan umum yang digunakan pada saat ini adalah 8.850 m yang diperoleh melalui bacaan Sistem Posisi Global (GPS). Gunung Himalaya masih terus bertambah tinggi akibat pergerakan lempeng tektonik kawasan tersebut.
Gunung Everest adalah gunung yang puncaknya mencapai jarak paling jauh dari paras laut. Dua gunung lain yang kadangkala juga disebut sebagai "gunung tertinggi di dunia" adalah Mauna Loa di Hawaii, yang tertinggi jika diukur dari dasarnya pada dasar tengah laut, tetapi hanya mencapai ketinggian 4.170 m atas paras laut dan Gunung Chimborazo di Ekuador, yang puncaknya 2.150 m lebih tinggi dari pusat bumi dibandingkan Gunung Everest , karena Bumi mengembung di kawasan katulistiwa. Bagaimanapun juga, Chimborazo hanya mencapai ketinggian 6.272 m di atas paras laut, sehingga bahkan bukan merupakan puncak tertinggi di Andes.
Dasar terdalam di lautan lebih dalam dibandingkan ketinggian Everest: Challenger Deep, terletak di Palung Mariana, begitu dalam hingga seandainya gunung Himalaya diletakkan di dalamnya, masih terdapat hampir 1,6 km air menutupinya.
2. Aconcagua (6.959 m) (Amerika Selatan)Pada 6.962 m (22.841 kaki), Cerro Aconcagua merupakan gunung tertinggi di Amerika, dan gunung tertinggi di luar Asia. Hal ini terletak di Andes pegunungan, di Argentina provinsi dari Mendoza. KTT ini terletak sekitar 5 kilometer dari San Juan Propinsi dan 15 kilometer dari perbatasan internasional dengan Chile. Itu terletak 112 kilometer (70 mil) barat dengan utara kota Mendoza. Aconcagua adalah puncak tertinggi baik di Barat dan Belahan Selatan. Ini adalah salah satu dari Tujuh Summits.
Aconcagua dibatasi oleh Valle de las Vacas ke utara dan timur dan Valle de los Horcones Inferior ke Barat dan Selatan. Gunung dan sekitarnya merupakan bagian dari Provinsi Aconcagua Park. Gunung memiliki sejumlah gletser. Gletser terbesar adalah Inferior Ventisquero Horcones sekitar 10km panjang yang turun dari wajah selatan tentang ketinggian 3600m di dekat kamp Confluencia. Dua sistem gletser besar lainnya adalah Ventisquero de las Vacas Sur dan Glaciar Este / Ventisquero sistem Relinchos sekitar 5 kilometer panjang. Namun yang paling terkenal adalah utara-timur atau Polandia gletser, rute yang umum naik.
Gunung diciptakan oleh subduksi dari Lempeng Nazca di bawah Amerika Selatan piring selama geologis Andean baru-baru ini orogeny, namun bukan merupakan gunung berapi. Asal-usul nama ini diperdebatkan, itu adalah baik dari Arauca Aconca - Hue, yang mengacu pada Aconcagua Sungai dan berarti 'datang dari sisi lain', yang Quechua Ackon Cahuak, yang berarti 'Sentinel of Stone', atau Quechua Anco Cahuac, 'White Sentinel'.
Sejarah
Usaha pertama di Aconcagua oleh seorang Eropa pada tahun 1883 dibuat oleh partai yang dipimpin oleh ahli geologi dan penjelajah Jerman Paul Güssfeldt. Menyuap kuli angkut dengan cerita bahwa ada harta karun di gunung, ia mendekati gunung melalui Rio Volcan, membuat dua usaha di puncak dengan utara-barat punggungan dan mencapai ketinggian 6.500 meter (21.300 kaki). Rute bahwa ia sekarang prospected rute normal ke atas gunung.
Tercatat pertama pendakian adalah pada tahun 1897 di ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh Edward FitzGerald. Puncak dicapai oleh panduan Swiss Matthias Zurbriggen pada tanggal 14 Januari dan oleh dua anggota ekspedisi lainnya beberapa hari kemudian.
Orang termuda untuk mencapai puncak Aconcagua adalah Matius Moniz of Boulder, Colorado. Ia berusia 10 tahun ketika ia mencapai puncak pada 16 Desember 2008.
Orang tertua yang mendaki itu Scott Lewis yang mencapai puncak pada 26 November 2007. Ia berusia 87 tahun.
Budaya populer
Gunung memiliki cameo di 1942 Disney kartun bernama Pedro. [9] Para bintang kartun yang antropomorfik pesawat kecil bernama Pedro yang dipaksa untuk membuat surat udara ditabrak Andes dan bencana yang hampir perjumpaan dengan Aconcagua. Gunung (juga antropomorfik, dan menakutkan-tampak), kemudian muncul dalam sebuah ilustrasi digunakan dalam menceritakan kembali cerita dalam sebuah buku antologi Disney.
3. Gunung McKinley, Denali (6.194 m) (Amerika Utara)Mountain Range: Alaska RangeLokasi : Alaska, Amerika Serikat, Amerika UtaraTinggi : 6.194 meter atau 20.320 kakiDenali adalah Amerika asli kata untuk “Yang Tertinggi.” Hal ini pernah bernama Gunung McKinley setelah Presiden AS William McKinley tetapi dinamakan kembali pada tahun 1980. Gunung Denali dikenal karena cuaca dingin, mengandung 5 gletser besar. Satu termometer yang tersisa di gunung selama lebih dari 19 tahun tercatat bahwa pernah mencapai-73.3C (-100F). Penyakit ketinggian parah juga lazim pada lintang Denali karena jauh lebih tinggi. Sebuah gunung seperti Denali di equater akan memiliki sekitar 47% lebih banyak oksigen pada puncak, dibandingkan dengan permukaan laut.
4. Kilimanjaro (5.895 m) (Afrika)Lokasi : Kilimanjaro, Tanzania, AfrikaTinggi : 5.895 meter atau 19.640 kakiKilimanjaro terdiri dari tiga kerucut gunung berapi yang tidak aktif dan merupakan puncak tertinggi di Afrika. Kibo merupakan kerucut tertinggi di mana Uhuru Peak berdiri di atas Tanzania. Biasanya diperlukan waktu 4-5 hari untuk mendaki Kilimanjaro dan pondok pemberhentian yang terletak di setiap hari perjalanan. Gunung ini dianggap salah satu yang “lebih mudah” untuk pendakian dan adalah mungkin bagi mereka yang memiliki pengalaman mountaineering terbatas. Menghindari penyakit ketinggian oleh aklimatisasi adalah salah satu bagian yang paling sulit.
5. Mount Elbrus, Kaukasus (5.642 m) (Eropa))Kaukasus adalah sebuah daerah di Eropa Timur dan Asia Barat di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia yang termasuk Pegunungan Kaukasus dan daerah-daerah rendah lainnya. Kaukasus kadang dianggap sebagai bagian dari Asia Tengah.
Puncak tertinggi di Kaukasus adalah Elbrus (5.642m), yang juga dianggap sebagai gunung tertinggi di Eropa.
Negara-negara merdeka yang membentuk Kaukasus kini adalah Rusia (Distrik Kaukasus Utara), Georgia, Armenia dan Azerbaijan. Wilayah besar non-independen di Kaukasus meliputi Ossetia, Chechnya, Ingushetia dan Dagestan di antaranya. Kaukasus adalah salah satu daerah yang mempunyai keanekaragaman linguistik dan budaya yang paling luas di dunia.
Bagian selatan Kaukasus dikenal sebagai Transkaukasus.
Kejadian-kejadian bersejarah:Perang Arab-KhazarPenjajahan Kaukasus oleh Rusia1991: Dikenalnya kembali status merdeka negara Armenia, Georgia, dan Azerbaijan
Dalam mitologi Yunani, Kaukasus atau Kaukasos adalah salah satu pilar pendukung dunia. Prometheus dirantai di sana oleh Zeus.
6. Vinson Massif (4.897 m) (Antartika)Mountain Range: Sentinel Range, Ellsworth MountainsLokasi : AntartikaTinggi : 4.892 meter atau 16.067 kakiVinson dikenal sebagai salah satu yang paling tidak bisa diakses rentang di dunia, dan hanya 800 mil dari Kutub Selatan. Gunung itu tidak dikenal dan tak terduga hingga 1957. Tidak sampai tahun 1966 dan tahun 1967, pendakian pertama diciptakan ke puncaknya. Bagian yang paling sulit tentang Vinson Massif adalah tingkat kesulitan aksesnya, tapi sekarang ada beberapa operator yang menawarkan wisata tak bertuan ini.
7. Puncak Jaya, Indonesia (4.884 m) (Oseania)Puncak Jaya ialah sebuah puncak yang menjadi bagian dari Barisan Sudirman yang terdapat di provinsi Papua, Indonesia. Puncak Jaya mempunyai ketinggian 4884 m dan di sekitarnya terdapat gletser Carstenz, satu-satunya gletser tropika di Indonesia, yang kemungkinan besar segera akan lenyap akibat pemanasan global.
Puncak ini pernah dinamai Poentjak Soekarno dan merupakan gunung yang tertinggi di Oceania. Puncak Jaya adalah salah satu dari Tujuh Puncak Utama dunia.
Nama-nama/ejaan lain:Ngga Pulu ("Ngga" berarti gunung)Gunung CarstenszPiramida CarstenszPuncak CarstenszPuncak JayakesumaPuncak Piramida Carstensz Ndugundugu
Rabu, 08 Juni 2011
rinjani
Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah hingga pegunungan tinggi dan savana di Nusa Tenggara.
Potensi tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Gunung Rinjani antara lain jelutung (Laportea stimulans), dedurenan (Aglaia argentea), bayur (Pterospermum javanicum), beringin (Ficus benjamina), jambu-jambuan (Syzygium sp.), keruing (Dipterocarpus hasseltii), rerau (D. imbricatus), eidelweis (Anaphalis javanica), dan 2 jenis anggrek endemik yaitu Perisstylus rintjaniensis dan P. lombokensis.
Selain terdapat satu jenis mamalia endemik yaitu musang rinjani (Paradoxurus hemaproditus rinjanicus), juga terdapat kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), lutung budeng (Trachypithecus auratus kohlbruggei), trenggiling (Manis javanica), burung cikukua tanduk (Philemon buceroides neglectus), dawah hutan (Ducula lacernulata sasakensis), kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis broderipii), dan beberapa jenis reptilia.
Pada lembah di sebelah barat Gunung Rinjani terdapat Danau Segara Anak (2.008 m. dpl) yang airnya berbau belerang, suhunya berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Luas danau tersebut sekitar 1.100 hektar, kedalaman antara 160 - 230 meter. Di tengah-tengah danau ini muncul gunung baru vulkanik yang masih aktif dan terus berkembang.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Puncak Gunung Rinjani. Mendaki gunung, berkemah dan menikmati panorama alam Pulau Lombok.
Danau Segara Anak, Sebau dan Gunung Baru. Penelitian, menikmati fenomena alam/gejala alam, sumber air panas, mandi, pengamatan satwa dan menjelajahi hutan. Pada bulan Maulud, di Danau Segara Anak sering dijadikan atraksi budaya Pakelem (memandikan keris).
Otakkokoq dan Kembang Kuning. Mandi air panas yang berbau belerang untuk pengobatan (penghalus kulit) dan air terjun.
Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu;Perang Topat pada bulan Desember dan Ciwaratri pada bulan Januari di Mataram.
Pendakian
Gunung Rinjani Terletak di pulau Lombok, Untuk menuju Gunung Rinjani, anda dapat menggunakan bus langsung Jakarta-Mataram, setelah sampai di mataram anda menuju ke desa sembalun atau bisa juga ke desa senaru menggunakan kendaraan setempat.atau menggunakan penerbangan dari Jakarta, Surabaya, dan Denpasar menuju ke bandara selaparang mataram - Lombok.
Rinjani memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam.
Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau terletak di ketinggian 2.000m dpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl).
Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan mengakhiri pendakian di senaru, karena bisa menghemat 700m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.
Dari Rute Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.641m dpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing.
Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan "passion".
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan, tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. Tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yang diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay-homestay yang menjamur di desa Senaru.m more info www.info2lombok.com
Musim kunjungan terbaik: bulan Agustus s/d Desember setiap tahunnya.
Ditunjuk : Menteri Kehutanan, SK No.448/Kpts-II/90 luas 40.000 hektar
Ditetapkan : Menteri Kehutanan, SK No.280/Kpts-II/1997
Luas : 41.330 hektar
Letak : Kab. Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Timur, Prop. Nusa Tenggara Barat
Curah hujan Rata-rata : 2.000 mm/tahun
Ketinggian tempat : 550 – 3.726 meter dpl
Letak geografis : 8°18’ - 8°33’ LS, 116°18’ - 116°32’ BT
Sabtu, 08 Januari 2011
Gunung Gede merupakan sebuah gunung yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 - 3.000 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.
Gunung Gede diselimuti oleh hutan pegunungan, yang mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke subalpin di sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di kawasan ini merupakan salah satu yang paling kaya jenis flora di Indonesia, bahkan di kawasan Malesia.
Objek Penelitian
Tercatat pada tahun 1819, C.G.C. Reinwardt sebagai orang yang pertama yang mendaki Gunung Gede, kemudian disusul oleh F.W. Junghuhn (1839-1861), J.E. Teijsmann (1839), A.R. Wallace (1861), S.H. Koorders (1890), M. Treub (1891), W.M. Docters van Leeuwen (1911); dan C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) telah membuat koleksi tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku The Mountain Flora of Java yang diterbitkan tahun 1972.
Gunung Gede juga memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari formasi-formasi hutan submontana, montana, subalpin; serta ekosistem danau, rawa, dan savana.
Gunung Gede terkenal kaya akan berbagai jenis burung yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa. Beberapa jenis di antaranya merupakan burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan celepuk jawa (Otus angelinae).
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977, dan sebagai Sister Park dengan Taman Negara di Malaysia pada tahun 1995.
Objek Pariwisata
Gudung Gede maupun kawasan Taman Nasional Gede Pangrango juga merupakan objek wisata alam yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun internasional.Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi
- Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.
- Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat.
- Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.
- Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
- Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
- Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan dari Cibodas.
- bagi yang jalannya cepet ya
legenda Rakyat
Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede. Masyarakat percaya bahwa roh Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi akan tetap menjaga Gunung Gede agar tidak meletus. Pada saat tertentu, banyak orang yang masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi / bertapa maupun melakukan upacara religius.
Langganan:
Postingan (Atom)